Pengertian Observasi : Ciri, Jenis, Tujuan, Langkah & Contohnya

Pengertian Observasi – Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data yang paling fundamental dalam berbagai bidang penelitian, mulai dari ilmu sosial hingga studi alam. Melalui pengamatan langsung atau tidak langsung, observasi memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang perilaku, proses, atau fenomena yang di teliti dalam konteks alami atau terkontrol. Metode ini mengandalkan penggunaan indra untuk mengumpulkan data, memberikan kemampuan unik untuk menangkap nuansa dan detail yang mungkin terlewat oleh metode pengumpulan data lainnya.

Kekuatan utama dari observasi terletak pada kemampuannya untuk menyediakan data yang akurat dan real-time tentang subjek penelitian. Hal ini sangat penting dalam studi yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang dinamika sosial, interaksi manusia, atau perilaku alami. Selain itu, observasi juga memainkan peran penting dalam pengujian hipotesis, pengembangan teori, dan evaluasi program, di mana pengamatan langsung dapat memberikan bukti empiris yang kuat.

Namun, meskipun observasi menawarkan banyak kelebihan, metode ini juga memiliki tantangan. Salah satu tantangan utama adalah memastikan objektivitas dan mengurangi bias pengamat. Observasi membutuhkan keterampilan khusus dan perencanaan yang cermat untuk memastikan bahwa data yang di kumpulkan adalah representatif dan dapat di andalkan. Di samping itu, masalah etis juga sering muncul, terutama dalam observasi partisipatif atau ketika subjek penelitian tidak menyadari bahwa mereka sedang di amati.

Artikel ini akan menjelajahi berbagai aspek observasi sebagai metode pengumpulan data, termasuk definisi dan tujuannya, jenis-jenis observasi, langkah-langkah melakukan observasi, serta kelebihan dan kekurangan metode ini. Melalui pembahasan ini, di harapkan pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih luas tentang observasi dan bagaimana metode ini dapat di terapkan dalam penelitian untuk menghasilkan data yang kaya dan berharga.

https://www.ppdbponorogo.id/wp-content/uploads/2024/02/Pengertian-Observasi-Ciri-Jenis-Tujuan-Langkah-Contohnya.jpeg

Pengertian Observasi

Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data yang sangat penting dalam berbagai bidang penelitian dan studi. Metode ini melibatkan pengamatan langsung atau tidak langsung terhadap subjek yang di teliti untuk mendapatkan informasi atau data yang relevan. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai pengertian observasi, jenis-jenisnya, pentingnya, langkah-langkah melakukan observasi, teknik pengambilan data, serta kelebihan dan kekurangan dari metode ini.

Pengertian Observasi Menurut Para Ahli

Pengertian observasi menurut para ahli di Indonesia mencakup berbagai perspektif yang menekankan pada aspek sistematis, objektif, dan penggunaan indra dalam pengumpulan data. Berikut adalah beberapa definisi observasi dari para ahli Indonesia:

  1. Suharsimi Arikunto (2010) Menurut Suharsimi Arikunto, observasi adalah teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara mengamati atau memperhatikan objek penelitian secara langsung. Observasi ini di lakukan untuk mendapatkan data yang akurat tentang objek yang di amati, baik dalam kondisi alami maupun kondisi yang telah di atur sebelumnya.
  2. Lexy J. Moleong (2007) Lexy J. Moleong mendefinisikan observasi sebagai metode pengumpulan data melalui kegiatan melihat dan mendengar secara langsung tentang fenomena yang di teliti. Observasi memungkinkan peneliti untuk memperoleh data tentang perilaku, kegiatan, atau situasi yang terjadi pada saat itu tanpa harus bertanya atau mengandalkan ingatan responden.
  3. Nana Sudjana (2005) Nana Sudjana mengartikan observasi sebagai suatu teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan jalan mengamati secara langsung objek penelitian. Observasi harus di lakukan secara sistematis, terencana, dan terkontrol untuk menghasilkan data yang objektif dan dapat di percaya.
  4. Zainal Arifin (2011) Observasi menurut Zainal Arifin adalah pengamatan yang di lakukan secara sengaja dan sistematis terhadap fenomena atau variabel. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi tertentu yang berkaitan dengan penelitian. Observasi harus di lakukan dengan menggunakan indra dan alat bantu jika di perlukan, serta dicatat dengan teliti agar data yang diperoleh valid dan reliabel.
  5. Muhadjir Noeng (2000) Muhadjir Noeng menyatakan bahwa observasi adalah teknik pengumpulan data yang mengandalkan pengamatan langsung peneliti terhadap objek penelitian. Teknik ini mengutamakan keakuratan pengamatan untuk mendapatkan data yang objektif dan tidak bias.

Ciri Ciri Observasi

Observasi sebagai salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian memiliki karakteristik atau ciri-ciri tertentu yang membedakannya dari metode lain. Berikut adalah beberapa ciri khas dari observasi:

  1. Pengamatan Langsung Observasi melibatkan pengamatan langsung terhadap objek atau fenomena yang di teliti. Ini berarti peneliti menyaksikan secara langsung perilaku, proses, atau kondisi yang menjadi fokus penelitian tanpa perantara.
  2. Sistematis dan Terencana Observasi di lakukan secara sistematis dan terencana. Peneliti merancang dan mengikuti protokol tertentu selama proses pengamatan untuk memastikan data yang di kumpulkan valid dan reliabel.
  3. Menggunakan Indra Metode ini sangat bergantung pada penggunaan indra, terutama penglihatan dan pendengaran, untuk mengumpulkan informasi. Dalam beberapa kasus, indra peraba, penciuman, dan pengecapan juga dapat digunakan, tergantung pada objek atau fenomena yang diamati.
  4. Objektif Observasi bertujuan untuk objektif, di mana peneliti berusaha untuk mengamati dan mencatat fenomena sebagaimana adanya, tanpa dipengaruhi oleh prasangka pribadi atau asumsi.
  5. Dapat Dilakukan dengan atau Tanpa Partisipasi Observasi dapat di lakukan baik dengan partisipasi aktif peneliti dalam situasi yang diamati (observasi partisipatif) maupun tanpa partisipasi langsung (observasi non-partisipatif).

Jenis-Jenis Observasi

Observasi merupakan teknik penting dalam penelitian yang membantu dalam pengumpulan data secara langsung. Melalui observasi, peneliti dapat memahami fenomena, perilaku, atau situasi tertentu dengan lebih mendalam. Terdapat berbagai jenis observasi, masing-masing dengan karakteristik dan aplikasinya sendiri. Berikut adalah beberapa jenis observasi yang sering di gunakan dalam penelitian:

  1. Observasi Partisipan Observasi partisipan melibatkan peneliti yang terjun langsung ke dalam lingkungan subjek yang di amati. Dalam jenis observasi ini, peneliti berinteraksi dengan subjek dan lingkungan mereka, memungkinkan peneliti untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang fenomena yang di teliti. Observasi partisipan bisa bersifat terbuka, di mana subjek mengetahui identitas dan tujuan peneliti, atau tertutup, di mana peneliti menyembunyikan identitas dan tujuannya dari subjek.
  2. Observasi Non-Partisipan Berbeda dengan observasi partisipan, dalam observasi non-partisipan, peneliti tidak terlibat langsung dengan subjek yang diamati. Peneliti berperan sebagai pengamat yang netral, mencatat perilaku dan situasi tanpa interaksi langsung dengan subjek. Observasi non-partisipan memungkinkan peneliti untuk mengamati fenomena dalam kondisi alamiahnya tanpa pengaruh dari kehadiran peneliti.
  3. Observasi Langsung Observasi langsung terjadi ketika peneliti mengamati perilaku atau fenomena secara real-time. Peneliti menyaksikan peristiwa saat itu juga, memungkinkan untuk pengumpulan data yang akurat tentang perilaku yang terjadi. Observasi langsung sangat berguna untuk studi yang memerlukan pemahaman mendalam tentang perilaku subjek dalam kondisi sebenarnya.
  4. Observasi Tidak Langsung Dalam observasi tidak langsung, peneliti mengumpulkan data dari rekaman video, audio, atau dokumen tertulis yang mencatat perilaku subjek. Observasi ini tidak memerlukan kehadiran peneliti pada saat perilaku terjadi, memungkinkan analisis perilaku yang terjadi di masa lalu atau dalam kondisi di mana peneliti tidak bisa hadir secara fisik.
  5. Observasi Terstruktur Observasi terstruktur melibatkan penggunaan instrumen penelitian yang telah di tentukan sebelumnya, seperti daftar periksa atau skala penilaian. Peneliti mengamati dan mencatat perilaku atau fenomena berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Jenis observasi ini membantu dalam pengumpulan data yang konsisten dan dapat dibandingkan antar subjek atau situasi.

Masing-masing jenis observasi memiliki kekuatan dan keterbatasan tersendiri, dan pemilihan jenis observasi yang tepat bergantung pada tujuan penelitian, sifat fenomena yang di teliti, dan kondisi praktis penelitian.

Tujuan Observasi

Tujuan observasi dalam konteks penelitian dan studi sangatlah beragam, tergantung pada spesifikasi dan kebutuhan penelitian itu sendiri. Observasi di gunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data dan informasi tentang subjek atau fenomena yang diteliti. Berikut adalah beberapa tujuan utama dari penggunaan observasi:

  1. Mengumpulkan Data yang Akurat dan Objektif Observasi memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data secara langsung dari sumbernya, meminimalkan distorsi informasi yang bisa terjadi melalui laporan orang ketiga atau retrospeksi subjek.
  2. Memahami Perilaku dalam Konteks Alami Melalui observasi, peneliti dapat melihat bagaimana perilaku terjadi dalam konteks alami tanpa intervensi atau manipulasi. Ini penting untuk studi yang bertujuan memahami fenomena sosial, psikologis, atau interaksi manusia dalam keadaan sehari-hari mereka.
  3. Identifikasi Pola dan Hubungan Observasi dapat membantu dalam mengidentifikasi pola, hubungan, dan dinamika antar variabel yang mungkin tidak terungkap melalui metode pengumpulan data lainnya. Peneliti dapat mengamati keterkaitan antara perilaku dan kondisi lingkungan atau interaksi antara individu.
  4. Pengujian Hipotesis Dalam beberapa kasus, observasi digunakan untuk menguji hipotesis atau teori tertentu tentang perilaku atau fenomena. Observasi memberikan bukti empiris yang dapat mendukung atau menolak asumsi penelitian.
  5. Pengembangan Teori Data yang di peroleh melalui observasi bisa menjadi dasar untuk pengembangan teori baru. Pengamatan yang cermat dan sistematis dapat mengungkapkan aspek baru dari fenomena yang belum dijelaskan oleh teori yang ada.

Langkah-Langkah Melakukan Observasi

Melakukan observasi yang efektif membutuhkan perencanaan dan persiapan yang cermat. Berikut adalah langkah-langkah umum yang dapat di ikuti untuk melaksanakan observasi dalam konteks penelitian atau studi:

  1. Penentuan Tujuan Observasi Langkah pertama adalah menentukan tujuan observasi dengan jelas. Tujuan ini harus spesifik, dapat di ukur, dan relevan dengan pertanyaan penelitian atau hipotesis yang ingin di uji. Tujuan yang jelas akan membantu dalam merancang metode observasi dan memfokuskan pengamatan pada aspek-aspek yang penting.
  2. Pemilihan Jenis Observasi Berdasarkan tujuan yang telah di tentukan, pilih jenis observasi yang paling sesuai, apakah itu observasi partisipan, non-partisipan, langsung, tidak langsung, terstruktur, tidak terstruktur, atau naturalistik. Pilihan ini akan di pengaruhi oleh sifat data yang di butuhkan, sumber daya yang tersedia, dan keterbatasan etis atau praktis.
  3. Desain Protokol Observasi Merancang protokol observasi yang mencakup instrumen pengumpulan data (misalnya, daftar periksa, catatan lapangan, atau rekaman audio/video), kriteria seleksi subjek, setting observasi, dan prosedur pengumpulan data. Protokol ini harus memastikan konsistensi dan objektivitas dalam pengumpulan data.
  4. Persiapan Alat dan Materi Siapkan semua alat dan materi yang di perlukan untuk observasi, termasuk alat tulis, formulir observasi, kamera, perekam suara, atau perangkat lain sesuai kebutuhan. Pastikan alat ini berfungsi dengan baik dan Anda terbiasa menggunakannya.
  5. Pemilihan Subjek dan Setting Observasi Tentukan subjek yang akan di amati dan setting di mana observasi akan di lakukan. Subjek dan setting harus sesuai dengan tujuan penelitian dan memungkinkan pengumpulan data yang relevan dan representatif.

Langkah-langkah ini dapat di sesuaikan sesuai dengan kebutuhan spesifik dari setiap studi atau penelitian, memastikan bahwa observasi di lakukan dengan cara yang sistematis dan efektif.

Kelebihan dan Kekurangan Observasi

Observasi sebagai metode pengumpulan data memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan oleh peneliti atau pengamat. Berikut ini adalah beberapa aspek positif dan negatif dari penggunaan observasi:

Kelebihan Observasi

  1. Realitas Perilaku Observasi memungkinkan peneliti untuk melihat perilaku dan fenomena sebagaimana adanya dalam lingkungan alami mereka. Hal ini memberikan gambaran yang lebih akurat dan tidak terdistorsi oleh bias responden seperti dalam survei atau wawancara.
  2. Detail dan Kedalaman Metode ini dapat menghasilkan data yang sangat detail dan mendalam, terutama melalui observasi partisipatif, di mana peneliti mendapat kesempatan untuk mengalami langsung situasi atau kondisi yang di amati.
  3. Fleksibilitas Observasi menawarkan fleksibilitas dalam penelitian karena dapat di sesuaikan untuk mempelajari berbagai fenomena dalam banyak setting yang berbeda, dari kelas pelajaran hingga interaksi sosial di tempat umum.
  4. Pemahaman Kontekstual Melalui observasi, peneliti dapat memahami konteks di mana perilaku terjadi. Hal ini sangat penting dalam studi fenomenologi, antropologi, dan sosial lainnya di mana konteks memainkan peran kunci dalam interpretasi perilaku.

Kekurangan Observasi

  1. Subjektivitas Hasil observasi dapat di pengaruhi oleh subjektivitas pengamat, termasuk prasangka, ekspektasi, dan interpretasi. Hal ini dapat mengurangi objektivitas dan keandalan data yang di kumpulkan.
  2. Keterbatasan Waktu dan Sumber Daya Observasi sering membutuhkan waktu yang lama dan sumber daya yang signifikan, terutama jika melibatkan observasi partisipatif atau pengamatan jangka panjang dalam setting alamiah.
  3. Masalah Akses dan Etika Dalam beberapa kasus, memperoleh akses untuk mengamati bisa sulit atau tidak etis, terutama jika subjek tidak menyadari atau tidak setuju untuk diamati. Hal ini menimbulkan pertanyaan etis terkait privasi dan persetujuan.
  4. Keterbatasan dalam Pengumpulan Data Tertentu Observasi mungkin tidak selalu efektif untuk mengumpulkan data tentang niat, persepsi, atau motivasi internal subjek karena fokusnya pada perilaku yang dapat di amati secara langsung.
  5. Kesulitan dalam Pengulangan Karena observasi sangat bergantung pada kondisi dan konteks spesifik, mungkin sulit untuk mengulangi studi dengan kondisi yang persis sama, yang dapat mempengaruhi validitas eksternal dari penelitian.

Dalam merancang studi penelitian, penting bagi peneliti untuk mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan ini. Memilih untuk menggunakan observasi sebagai metode pengumpulan data harus di dasarkan pada pertimbangan terhadap sifat pertanyaan penelitian, objektivitas yang di perlukan, dan sumber daya yang tersedia.

Contoh Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang melibatkan pengamatan langsung atau tidak langsung terhadap objek atau fenomena. Berikut adalah beberapa contoh aplikasi observasi dalam berbagai bidang untuk memberikan gambaran tentang bagaimana metode ini dapat di gunakan dalam praktek penelitian atau pengamatan sehari-hari.

1. Observasi dalam Pendidikan

Seorang peneliti pendidikan melakukan observasi di kelas untuk memahami dinamika interaksi antara guru dan siswa. Peneliti mencatat bagaimana guru mengelola kelas, metode pengajaran yang di gunakan, serta respons dan partisipasi siswa selama proses belajar mengajar. Observasi ini membantu dalam mengidentifikasi strategi pengajaran yang efektif dan area yang membutuhkan perbaikan.

2. Observasi dalam Psikologi

Dalam studi tentang perilaku anak, psikolog mungkin mengamati interaksi anak-anak di taman bermain. Observasi di fokuskan pada perilaku sosial, seperti berbagi, bersaing, dan menyelesaikan konflik. Hasil observasi ini dapat memberikan wawasan tentang pengembangan sosial dan emosional anak.

3. Observasi dalam Antropologi

Seorang antropolog melakukan observasi partisipatif dalam suatu komunitas adat untuk mempelajari tradisi, ritual, dan struktur sosial mereka. Peneliti tinggal bersama komunitas selama beberapa bulan, mengikuti kegiatan sehari-hari mereka, dan mencatat observasi tentang cara hidup, nilai, dan interaksi sosial dalam komunitas tersebut.

4. Observasi dalam Kesehatan Masyarakat

Observasi di lakukan di pusat kesehatan masyarakat untuk memahami perilaku pasien dan alur pelayanan. Peneliti mengamati bagaimana pasien di terima, proses administrasi, waktu tunggu, dan interaksi antara pasien dengan tenaga kesehatan. Observasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan kepuasan pasien.

5. Observasi Perilaku Konsumen

Dalam studi pasar, observasi di lakukan di toko ritel untuk memahami perilaku belanja konsumen. Peneliti mencatat bagaimana konsumen berinteraksi dengan produk, jalur yang mereka ambil di dalam toko, dan item yang menarik perhatian mereka. Informasi ini di gunakan untuk strategi pemasaran dan penataan toko yang lebih efektif.

6. Observasi dalam Ilmu Lingkungan

Peneliti lingkungan mengamati perilaku hewan di habitat alami mereka untuk mempelajari dampak perubahan lingkungan terhadap spesies tersebut. Observasi meliputi kegiatan makan, migrasi, dan interaksi antar spesies. Hasil observasi ini penting untuk upaya konservasi dan manajemen habitat.

Contoh-contoh di atas menunjukkan fleksibilitas dan kegunaan observasi sebagai metode pengumpulan data. Dengan kemampuan untuk disesuaikan dengan berbagai situasi dan tujuan penelitian, observasi menjadi alat yang sangat berharga dalam memperoleh wawasan mendalam tentang berbagai fenomena.

Demikianlah ulasan singkat tentang Pengertian Resensi Semoga artikel ini menambah wawasan Anda. Sampai jumpa di artikel selanjutnya dan terima kasih.

Baca Juga Artikel Lainnya :